Selasa, 12 November 2013

blognya nisa : Cerpen (Cerita Pendek) :D

blognya nisa : Cerpen (Cerita Pendek) :D:

 “DILEMA”

Pagi ini adalah pagi yang melelahkan untuk Shila, karena pagi ini Shila harus mendaftar masuk SMA sendiri, karena kedua orang tuanya yang super sibuk (Bak selebritis). Dua hari setelah Shila mendaftarkan dirinya, tibalah waktunya untuk pengukuhan peserta didik baru yang diadakan melalui upacara. 


          “Huhhh... upacara yang sangat membosankan.” Keluh Shila sambil meniup kearah poninya. Karena selain tidak ada orang yang bisa ia ajak ngobrol selain Dinda teman yang baru dia kenal, juga karena pidato yang di sampaikan pak kepala sekolah yang amat panjang (Rel kereta api kali...)


          Setelah berjam-jam mendengarkan pak kepala sekolah ngoceh, akhirnya selesai juga upacara yang membosankan ini. Dan tiba waktunya untuk Shila mengistirahatkan kupingnya yang dari tadi dengerin pak kepala sekolah bernyanyi (Eh, ngoceh maksudnya). Tak lama Kyana duduk untuk mengistirahatkan telinga dan tubuhnya, muncullah makhluk yang datang tak diundang (bak jelangkung) yang tak lain adalah Dinda. CW satu ini sungguh bawel, ga di bilang bawel gimana  coba? baru masuk udah nanya ini, nanya itu, ngomong ini, ngomong itu. “Euhh udah kaya pak kepala sekolah aja CW satu ini”. Keluh Shila di dalam hati .


          Dinda yang dari tadi ngomong tidak Shila dengarkan, karena saking capenya kuping Shila yang udah dari tadi dengerin pak kepala sekolah, sekarang di lanjut Dinda. Shila pun keluar untuk menenangkan diri, Dinda hanya melihat Shila keluar dengan rasa heran bercampur kesal. 


          Shila yang sedang melamun, tiba-tiba ia terkejut karena seseorang menepuk pundaknya. “Hai..!” Sapa seseorang di belakangnya dengan tegas, sambil berjalan ke depannya dan akhirnya duduk di samping Shila. Shila pun memalingkan badanya ke arah pria itu berada dan membalas sapa nya. “Hai juga!” Balas Shila dengan nada judes. “Kenapa dari tadi aku perhatiin bengong terus”. Tanya laki-laki itu, penasaran. “Gak apa-apa cuma lagi menenangkan diri dari keramaian”. Jawab Shila. Mereka pun sudah berbincang cukup lama. “Eh dari tadi kita ngobrol tapi gak tau identitas satu sama lain. Kenalin aku Sandy, kamu?” Tanya nya penasaran. “Aku Shila, kamu kelas apa?” Jawab Shila sambil bertanya balik. “Kelas 10-C”. Jawab Sandy, irit. “Kalau gitu kita satu kelas, aku juga kelas 10-C, tapi tadi aku ga liat kamu di kelas.” Jawab Shila panjang lebar. “Dari tadi aku di kamar mandi dan waktu aku keluar, aku liat kamu lagi bengong jadi aku samperin aja kamu.” Jawab Sandy.


          Setelah perbincangan yang cukup lama antara mereka, membuat Shila dan Sandy menjadi akrab, merekapun menjadi teman dekat dan menjalin tali persahabatan. Mereka tidak bisa di pisahkan, dimana ada Shila pasti ada Sandy. Persahabatan mereka pun sudah berlangsung lama. Saking dekatnya mereka, membuat Sandy merasakan ada rasa yang berbeda antara dia dan Shila melebihi seorang sahabat. Perhatian yang di berikan sandy kepada Shila pun semakin melebihi layaknya seorang sahabat. 


          Bel pun berbunyi yang menandakan saatnya istirahat. Sandy pun mengajak Shila untuk makan ke kantin. “Shil makan yu?” Tanya sandy sambil mengelus-elus perutnya yang dari tadi kelaparan. “mmp, makan kemana?” Tanya Shila. “Kekantin aja lah yang deket, nanti aku teraktir deh.” Balas Sandy, taksabar. “Bener nih? Sepuasnya ya?” Jawab Shila, senang. “Iya, apa sih yang engga buat kamu Shil?” Jawab Sandy, keceplosan. “Apa?” Tanya Shila Heran. “Gak, gak  ada apa-apa,  kamu kan sahabat aku Shil, jadi apa yang enggak sih buat kamu, iya kan?” Jawab Sandy gugup. “Iya donk harus.” Jawab Shila cengengesan. Melihat Shila yang tampak senang, Sandy pun ikut senang dan melamun sambil berkata dalam hati ketika merasakan rasa itu “Ya Allah. Apakah ini cinta?” tanya Sandy dalam hati.” Setelah selesai makan merekapun kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan pembelajaran.


          Suatu malam ketika Shila tengah berbaring sambil membaca novel. Suara handphone Shila pun berbunyi dan ternyata panggilan dari Dinda. “Hallo Shil!” jawab Dinda. “Iya ada apa ?” Tanya Shila heran, karena gak biasanya Dinda nelphone jam segini. “Gini Shil, aku mau minta tolong sama kamu, kamu kan temen deketnya Sandy mau gak kamu deketin aku sama Sandy.” Jawab Dinda to the poit. “Kamu suka sama Sandy Din, dari kapan?” Jawab Shila kaget. “Iya, sebenernya dari pertama masuk SMA.” Jawab Dinda, gugup. Sejenak Shila terdiam dan mengeluh dalam hati. “apa aku harus lakukan semua ini? Tapi aku juga kan...”. keluh Shila dalam hati. “Shil-Shil, Kok diem sih? Kamu maukan deketin aku sama Sandy?” tanya Dinda.  “Euh,,euh.. Oh iya! Nanti aku usahain.” Jawab Shila, menenangkan dengan nada gak rela. “Makasih ya Shil, kamu emang temen aku yang paling baik.” Jawab Dinda dengan penuh rasa terima kasih. “Iya sama-sama.”Jawab Shila. 


          Pagi hari ketika Shila akan berangkat sekolah, muncul sesosok Cowo cool dengan suara motor yang ga aneh buat Shila, yang tak lain adalah Sandy, ia berada di depan pintu gerbang pagar Shila. “Hai, Shil! Mau bareng ga?” Sapa Sandy tegas. “Kok tumben lewat sini padahal rumah kamu kan di sebrang jalan sana?” Tanya Kyana, sambil menunjukan jalan yang berada paling pojok. Sejenak Sandy pun terdiam dengan wajah yang terlihat kebingungan. “Eu..,eum..,eum.. ayolah mau ikut apa gak? Kalo gak aku tinggal nih.” Balas Sandy sedikit gugup. “Yasudahlah aku ikut, kebetulan juga papa lagi ga ada jadi ga ada yang nganterin.” Jawab Shila sambil nyamperin ke motor Sandy. “Nih pake!” Timbal Sandy sambil nyodorin helm. Kyana pun mengambilnya dan memakainya.


          Sepanjang perjalanan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya sebelum Shila memulai pembicaraan, saat ia ingat akan janjinya pada Dinda. “Dy! Aku mau kenalin kamu sama temen aku, mau ga?” Tanya Shila. “Emang siapa Shil?” Jawab Sandy, penasaran. “Tapi mau gak?.” Tanya Shila.“ “Iya tergantung,, tapi jangan sama yang aneh-aneh.” Jawab sandy terpaksa. “Ya gak lah Dy masa aku kenalin sobat aku sama CW aneh sih.” Jawab Shila dengan senyum manis khasnya. “Yalah aku percaya, jadi di mana nih?” Tanya Sandy “Entar aja istirahat di kantin.” Jawab Shila. 


          Setibanya di sekolah, ternyata mereka terlambat. Mereka pun harus berurusan dengan satpam sekolah yang kemudian dilanjut dengan guru piket. Sialnya lagi mereka telat pas pelajaran kimia, yang gurunya killer banget. Sampe satu sekolah gak ada yang berani sama pak Wahyu karena saking galaknya. Mereka pun di introgasi pak Wahyu (Bak penjahat) yang di lanjut dengan hukuman lari keliling lapangan. Setelah selesai menyelesaikan hukumanya mereka pun di perbolehkan masuk ke dalam kelas, dengan syarat tidak mengulangi perbuatan nya lagi. Shila dan Sandy pun masuk dengan nafas yang ter engah-engah.


          Bel berbunyi menandakan waktunya istirahat, Shila pun menarik Sandy ke kantin dengan penuh semangat 45, karena tidak mau mengecewakan Dinda. “Kemana sih Shil?” Tanya Sandy penasaran. “Yah ke kantin lah.” Jawab Shila ”Iya tapi kan ga usah narik-narik juga kali Shil, sakit tau !” Dumel Sandy sambil mengelus-elus tangan nya yang dari tadi di tarik-tarik. “Kamu sih jalan aja lemot banget udah kaya keyong.” Balas Shila. “Ya sudah jangan tarik-tarik lagi aku bisa jalan sendiri.”  Jawab Sandy. “ya lah terserah.” Jawab Shila.  


          Saat mereka tiba di kantin, terlihat sesosok CW manis dengan rambut di gerai yang di hiasi dengan bando putih, tengah melambaikan tangannya ke arah Shila dan itu adalah Dinda. “Shil, Shil disini” Sapa Dinda sambil melambaikan tangannya. “Hy” Jawab Shila sambil membalas lambaian tangan Dinda. Shila dan Sandy pun menemui Dinda. “Hy Din! Udah lama?”Sapa Shila. “Gak kok, baru aja! Yu duduk.” Jawab Dinda. “Dy, kenalin ini Dinda temen aku yang mau aku kenalin sama kamu.” Sapa Shila. Sandy dan Dinda pun berkenalan saling berjabat tangan. “Dy, Din, aku ke kamar mandi dulu ya, kebelet nih” Tanya Shila pura-pura. “Loh kok gitu sih Shil?” Tanya Sandy heran. “Ya udahlah kalian berdua ngobrol aja dulu” Jawab Shila. Dinda yang tak heran dengan sikap Shila hanya terdiam sambil memainkan sedotan es teh manisnya.


          Setelah Shila pergi, mereka pun saling bertanya dan bercengkrama. “Din, kamu kelas apa?” Tanya Sandy mencairkan suasana. “Kelas 10-D.” Jawab Dinda gugup. Setelah itu mereka pun ngobrol cukup lama yang membuat Dinda tambah yakin tentang perasaannya terhadap Sandy. 


          Bel pun berbunyai menandakan pembelajaran akan dimulai kembali, Sandy dan Dinda pun kembali ke kelas masing-masing. “Dy aku masuk kelas dulu ya, dah.” Sapa Dinda sambil berjalan masuk ke dalam kelasnya dengan lambaian tangan yang mengarah ke arah sandy. “Ya, bye!” Jawab Sandy sambil membalas lambaian tangan Dinda dengan tetap so keren.


          Dengan kedua tangan yang berada dalam saku celananya, Sandy pun masuk kedalam kelas, yang di dalamnya sudah ada Shila yang tengah menunggunya. Sambil menunggu guru masuk Shila dan sandy pun ngobrol. “Gimana Dy?” Tanya Shila penasaran. “Gimana apanya sih Ky?” Tanya Sandy. “Gimana sama Dinda?” Tanya Shila menegaskan. “Oh, Dinda ya gitu biasa aja.” Jawab Sandy dengan nada dingin. “Kok gitu Jawabanya?” Tanya Shila kesal. “Ya terus harus gimana sih Shil?” Tanya Sandy serba salah. “Yang lain donk Dy, jawabnya.!” Timbal Shila. “Ya Dinda baik, manis, diajak ngobrol juga asik. ”Jawab Sandy.“ Jadi kamu suka?” Tanya Shila. “Gak.” Jawab Sandy irit. “Kenapa enggak? Kan tadi kamu bilang Dinda baik, manis, dan asik kalo di ajak ngobrol.” Tanya Shila penasaran. “Karena ada orang lain, disini Shil.” Jawab Sandy sambil menepak-nepak dadanya. “Siapa? Apa aku kenal?” Tanya Shila penasaran. “kamu kenal  kok  Shil, dan nanti juga kamu tau.”Jawab Sandy.


          Suatu sore setelah pulang sekolah, Sandy mengajak Shila ke Taman dekat sekolah. Setibanya di taman Sandy pun mengungkapkan perasaannya kepada Shila. “Shil aku mau ngomong sama kau.” Tanya Sandy gugup. “Ngomong aja, emang mau ngomong apa?” Jawab  Shila penasaran “Sebenernya dari pertama aku suka sama kamu Shil, aku gak ngomong karena aku gak mau persahabatan kita rusak cuma gara-gara aku suka sama kamu. Dan soal CW yang ada di hati aku itu kamu Shil. Aku mau kamu menjadi seseorang yang lebih dari sahabat aku, aku mau kamu jadi pacar aku Shil, bukan Dinda.” Jawab Sandy sambil memegang kedua tangan Shila. Shila yang juga suka dengan Sandy, hanya terdiam kaget “ya Allah, aku harus jawab apa, sebenernya aku juga suka sama sandy, tapi Dinda?aku gak mau dia kecewa.” keluh Shila dalam hati. Saat kejadian itu ternyata Dinda yang akan pulang ke rumahnya yang melewati taman itu, tehenti saat melihat mereka berdua dan sempat mendengarkan perkataan mereka. “Dinda!” Kata Kyana kaget saat melihat Dinda tengah berdiri sambil melihat ke arah mereka berdua dengan tatapan penuh kekecewaan. Dinda pun berlari, Shila pun mengejar Dinda yang tengah berlari dan menghentikan langkah Dinda. “Din tunggu, aku bisa jelasin semuanya.” Tanya Shila. “Udah lah Shil, gak ada yang harus di jelasin semua udah jelas, kamu tuh penikung Shil.” Jawab Dinda dengan nada tinggi yang kemudian berlari ke arah rumahnya. Shila merasa sangat bersalah atas kejadian ini. 


          Sejenak Shila pun terdiam sambil merenungkan kesalahnnya, kemudian datang Sandy. “Shil!” sapa Sandy menenangkan sambil memegang pundaknya. “Sudahlah Dy, aku mau sendiri dulu.” Jawab Shila sambil menurunkan tangan Sandy di pundaknya dan kemudian berjalan menjauhi Sandy. Shila pun pulang dengan penuh rasa bersalah. Sandy hanya melihat Shila dengan rasa bersalah.


          Suatu malam ketika Shila tengah berbaring di kamarnya sambil merenungkan kesalahanya pada kejadian sore tadi. Shila berpikir dan terus berpikir, bagaimana cara untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Namun tampaknya semua itu sulit untuk di wujudkan.


          Pagi hari ketika Shila tengah berjalan menuju sekolah, dia melihat Dinda yang sedang berjalan menuju sekolah juga. Shila pun berlari kearah Dinda dan menyapanya. “Din!” sapa Shila saat berada di samping Dinda. Tapi Dinda menghiraukannya dan terus berjalan menuju gerbang sekolah. “Tampaknya Dinda masih marah besar padaku, ya tuhan aku harus gimana, bantu aku menyelesaikan masalah ini.” Keluh Shila dalam hati.


          Saat Dinda akan masuk ke dalam kelas, ternyata di depan pintu kelas sudah ada Sandy yang menunggunya. “Din, aku mau ngomong.” Sapa sandy. “Kalo ngomongin yang kemarin sih jangan sekarang.” Jawab Dinda sambil mencoba masuk ke dalam kelas. Dinda yang mencoba masuk kedalam kelas, Sandy tahan. “tunggu Din, please dengerin dulu aku.” Jawab Sandy sambil menarik lengan Dinda. Dinda pun terdiam dan mendengarkan Sandy. “Din, aku mohon sama kamu maafin Shila, karena bukan Shila yang salah tapi aku Din. Aku gak mau liat Shila terbebani dengan masalah ini karena aku suka dan sayang sama Shila.” Kata Sandy dengan penuh permohonan dan pengharapan kepada Dinda. Saat mendengar kata-kata itu terlontar dari mulut Sandy dengan penuh permohonan, Dinda pun luluh karenanya dan menyadari bahwa cinta Sandy cuma buat Shila.


          Saat Shila tengah masuk kedalam kelasnya, Dinda memanggil Shila. “Shil!”Sapa Dinda sambil berjalan menuju Shila yang diikuti dengan Sandy. Shila pun berhenti dan memalingkan wajahya ke arah Dinda. “Din, kamu udah ga marah lagi?”Tanya Shila, “Gak Shil, sekaranga aku udah sadar sesuatu yang aku inginkan ga bisa di paksain dan cinta Sandy Cuma buat Kamu Shil.” Jawab Dinda. “Maaf dan makasih ya Din.” Jawab Shila sambil memeluk Dinda. “Iya sama-sama. Aku juga minta maaf ya Shil” Jawab Dinda. 


          Dinda melihat Sandy yang kemudian berkata “Dy, aku mau kamu jadi pacar Shila dan jaga Shila baik-baik.” Kata Dinda. “Iya Din, itu pasti. Semoga kamu dapat Cowo yang lebih baik dari aku.” Jawab Sandy. ”Iya,“ Jawab Dinda sambil menganggukan kepalanya. Akhirnya Shila  dan Sandy pun menjadi lebih dari seorang sahabat.

“TAMAT”


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar